Archive for the ‘Healthy Category’ Category

INISIASI MENYUSUI DINI
“Tuhan telah menyediakan sumber kehidupan sejak dia lahir,biarlah buah hati Anda menemukannya sendiri”

Lewat tulisan ini, sy sekedar ingin berbagi saja kepada semua wanita baik itu yg sdh mjd ibu maupun yg akan menjadi ibu. Lewat buku yg disusun oleh dr. Hj. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC ini, sy mengetahui bahwa inisiasi menyusui dini itu adalah hak setiap bayi yg terlahir kedunia. Inisiasi menyusui dini atau qt akan menyebutnya IMD merupakan 1 jam pertama yg menakjubkan. Satu jam utk kehidupannya selanjutnya, satu jam utk membangun kepercayaan bayi pd orang tuanya, dan satu jam yg akan menentukan kepercayaan diri seorang ibu dan ayah yg akan menjadi ayah dan inu seutuhnya. (more…)

Tulisan ini terinspirasi oleh Prof. Dr. dr. Istiadjid, Sp.S, Sp.BS, senior-senior NS yang lain, PPDS neurosurgery, and my lovely statemate in neurosurgery.


Biar nggak sulit mengingat urutannya, saya beri sedikit tips untuk mengingat yaitu dengan akronim OOO-TroTriA-FAG-VAH (emang rada maksa seh, tapi dijamin membantu,kok). Let’s go, kita review dulu:
N. I  Olfaktorius
N. II  Optikus
N. III  Oculomotorius
N. IV  Trochlearis
N. V  Trigeminus
N. VI  Abducens
N. VII  Facialis
N. VIII  Auditorius dan Vestibularis
N. IX  Glossopharyngeus
N. X  Vagus
N. XI  Acessorius
N. XII  Hypoglossus

N.I (N. Olfaktorius)
Bersifat sensorik. Menilai daya penciuman. Penilaian dengan cara meminta pasien memejamkan mata dan diminta membedakan apa yang dirasakan (kopi, tembakau, parfum,dll)

N.II (N. Optikus)
Menilai daya penglihatan dengan snellen card, funduscope, dan pemeriksaan lapang pandang.

N.III, IV dan VI (N. Oculomotorius, N. Trochlearis, dan N.Abdusen)
N.Oculomotorius menginervasi m. obliqus inferior (melirik ke atas nasal), m. rektus medialis melirik ke nasal), m.rektus superior (melirik ke atas temporal), m. rektus inferior (melirik ke bawah temporal), m.levator palpebra (mengangkat kelopak mata atas), m. sphincter pupil (untuk kontraksi pupil), dan m. siliaris (lensa mata/akomodasi).
N. Trochlearis menginvervasi m.obliqus superior (melirik ke bawah nasal).
N. Abdusen menginervasi m.rektus lateralis (melirik kea rah temporal).
Pemeriksaan N.III, IV, dan VI meliputi pemeriksaan reflek cahaya, gerakan bola mata, ptosis (minta membuka mata lebar-lebar,.liat apakah ada yang jatuh/layuh pada kelopak matanya), kedudukan bola mata (minta untuk memandang lurus ke depan, bila tidak sejajar disebut strabismus. Jika ketengah  strabismus konvergen. Jika kearah luar  strabismus divergen), akomodasi dan konvergensi.

N.V (N.Trigeminus)
Terdiri dari bagian motorik dan sensorik. Bagian motorik mengurus otot pengunyah yaitu m.masseter, m. temporalis, m.pterigoideus medialis, dan m. pterigoideus lateral (untuk menggerakkan rahang ke lateral dan membuka mulut). Bagian sensorik untuk sensibilitas wajah dan sebagian dalam kepala lewat cabgn N. V1 oftalmikus, V2 maxillaris, V3 mandibularis.
Pemeriksaan N.V terdiri dari pemeriksaan motorik (inspeksi rahang, menyuruh membuka dan menutup mulut, meminta pasien untuk menggigit dengan kuat, menggerakkan rahang bawah ke kiri dan kanan  liat deviasi, oklusi, dan rasakan kekuatan ototnya), sensorik, reflek kornea dan reflek masseter.

N.VII (N.Facialis)
N.VII a.k.a facialis bersifat motorik wajah (dinilai denganmenginfeksi kerutan dahi, kelopak mata, sudut mata, dan lipatan sudut mulut. Meminta mengernyitkan dahi/angkat alis, menutup mata sekuat-kuatnya adakah lagopthalmus atau tanda bell’s, meringis, mencucu dan memperlihatkan giginya, viscerosensorik/pengecap manis-asin-asam (sensoris 2/3 depan lidah), parasimpatis kelenjar air mata, untuk m.stapedius di telinga dalam untuk menilai apakah ada hiperakusis dengan stethoscope hearing balance test.

N.VIII (N.Auditorius dan Vestibularis)
Nervus ini terdiri atas n.cochlearis yang bertanggung jawab terhadap pendengaran dan n.vestibularis yang mengurus keseimbangan.
Gangguan pada n.cochlearis dapat menyebabkan tinnitus atau tuli terutama jenis tuli persepsi. Fungsinya dapat dinilai dengan tes bisik/gesek, schawabach, rinne, weber, dan audiogram.
Gangguan n.vestibularis dapat menyebabkan vertigo, rasa tidak stabil, kehilangan keseimbangan, nistagmus, dan salah tunjuk/past pointing. Pemeriksaaan dapat dilakukan dengan tes romberg (pemeriksa dibelakang pasien, pasien diminta berdiri tegak dengan kedua kaki rapat, tangan lurus kebawah dan minta penderita untuk membuka dan menutup mata  catat arah jatuhnya. Gangguan vestibular  jatuh baik saat mata terbuka maupun tertutup dan kesemua arah. Gangguan serebelum  jatuhnya saat mata terbuka maupun tertutup dan hanya kearah sisi yang lesi. Gangguan propioseptif  saat mata terbuka tidak jatuh dan saat mata tertutup jatuh ke semua arah), jalan tandem (penderita diminta berjalan setapak demi setapak dengan menghadap lurus kedepan, menyambung antartumit di 2 meter garis lurus lihat apakah pasien jatuh/tidak seimbang), tes telunjuk-hidung, dan tes kalori.

N.IX dan N.X (N.Glossopharyngeus dan N.Vagus)
Kedua nervus ini diperiksa bersamaan karena fungsinya hampir sama. Gangguan n.IX-X ini mengakibatkan disfagia (sulit menelan) hingga tersedak, disfonia/afonia, disatria faringeal, hilangnya reflek muntah, gangguan pengecapan 1/3 belakang lidah rasa pahit, gangguan otonom parasimpatis (bradikardi, hipotensi, dll). Ciri gangguannya berupa suara bindeng, senganu, disfonia/afonia, uvula asimetris, saat bilang ‘aagh’ gerakan palatum molle asimetris, saat minum tersedak dan reflek muntah menurun atau negative. Pemeriksaan dengan vernet rideau phenomenon  minta buka mulut dan suruh bilang ‘aagh’ lalu liat palatum molle apakah ada asimetris arkus faring atau deviasi uvula, reflek muntah, disfonia  minta menirukan kata-kata yang berasal dari otot faring seperti haha, gaga.

N. XI (N. Acessorius)
Hanya terdiri serabut motorik. Menginervasi m.sternocleidomastoideus dan m.trapezius. pemeriksaan dilakukan dengan menilai kekuatan dari kedua otot tersebut dan bandingkan kiri dan kanan.

N.XII (N.Hypoglossus)
Nervusi ini menginervasi otot ekstrinsik dan instrinsik lidah. Kelumpuhan oto ini ada jenis UMN dan LMN. Pada kelumpuhan UMN ditemukan deviasi ke sisi yang lumpuh data menjulurkan lidah, tidak ada atrofi, dan fasikulasi. Patokan deviasi adalah garis tengah atau gigi insisivus. Kelaianan nervus ini juga dapat berupa dysatria lingual yaitu tidak jelas pada bunyi “R” dan “L”. pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi (liat apakaha da atrofi lidah, fasikulasi, atau deviasi lidah)  minta untuk menjulurkan lidah  apakah ada deviasi catat arah deviasi), palpasi (diminta dengan lidahnya menekan area buccal kanan dan kiri nilai kekuatan lidah), dan disatria lingual  dengan meminta mengucapkan kata-kata dengan konsonan R dan L.

Ini rangkumannya deh,..

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kawan-kawan yang sedang dan ingin terus belajar.

Pencegahan dan Rehabilitasi Penyakit Jantung
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian dengan insiden yang tinggi baik pada pria maupun wanita di Amerika dan Eropa. PJK ini pun sering menimbulkan physical disability sehingga mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kejadian physical disability selaras dengan peningkatan usia penderita. Oleh karena itu, upaya pencegahan kejadian penyakit dan mempertahankan fungsi fisik pada pasien PJK menjadi langkah awal untuk menangani cardiovascular disease. (more…)

Warning!!buat para orang tua yang punya anak kecil, para kakak yang punya adik kecil, para eyang yang lagi menimang-nimang cucu kecil,..perlu waspada, let’s check it !!!

1. Kasus
Sonia, anak perempuan berusia 8 tahun, sering tampak hampa/melamun untuk beberapa detik dan terkadang ketika sedang menari pada pelajaran ballet, gerakannya terhenti untuk 10-20 detik. Saat itu, gurunya memanggil namanya tapi ia tampak tidak mendengarnya. Kejadian ini telah terjadi beberapa kali dan matanya tampak berputar ke atas dengan diikuti sedikit kejang pada awalnya. Kejadian itu hanya beberapa saat setelah itu ia akan kembali ke keadaan awal sebelum ia melamun seperti melanjutkan gerakan tarinya yang tadi terhenti. Dia mengalami fenomena ini lebih dari 50 kali/hari. (more…)